Pentingnya Niat Dalam Beramal (Potret Perjalanan Singkat Bersama Syaikh Abdurazaq)
Senin siang itu, ketika kami berada di sebuah lounge (ruang tunggu) di Bandara Adisutjipto Yogyakarta bersama Syaikh Abdurrazzaq menunggu kedatangan pesawat yang akan membawa kami ke Pekanbaru. Di lounge tersebut, secara tak sengaja kami pun berjumpa dengan 2 orang ikhwan asal Pekanbaru yang juga baru mengikuti kajian Syaikh di Masjid Kampus UGM dan Islamic Center BinBaz.
Beberapa waktu kemudian, Syaikh memperlihatkan i-Pad nya kepada kami, bukan mau pamer gadget, ternyata beliau ingin memperlihatkan sebuah hadits yang sedang dibaca beliau sembari menunggu pesawat itu kepada kami. Beliaupun membacakannya kepada kami, hadits tersebut adalah:
عن أبي كبشة الأنماري قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مثل هذه الأمة مثل أربعة نفر رجل آتاه الله مالا وعلما فهو يعمل به في ماله فينفقه في حقه ورجل آتاه الله علما ولم يؤته مالا فهو يقول لو كان لي مثل ما لهذاعملت فيه مثل الذي يعمل قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فهما في الأجر سواء ورجل آتاه الله مالا ولم يؤته علما فهو يخبطفيه ينفقه في غير حقه ورجل لم يؤته الله مالا ولا علما فهو يقول لو كان لي مال مثل هذا عملت فيه مثلالذي يعمل قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فهما في الوزر سواء
Dari Abu Kabsyah al Anmari berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
“Permisalan umat ini seperti empat kelompok” (perhatikan, kata Syaikh –dan selanjutnya perkataan Syaikh di tengah hadits ini akan diberi tanda kurung)
“Seorang yang Allah berikan harta dan ilmu, maka dia beramal dengannya (yaitu dengan ilmunya) terhadap hartanya, dia infakkan hartanya sesuai dengan kewajibannya (dia infakkan untuk kebaikan, untuk dakwah,membangun sekolah, zakat dan lain-lain)” (ini golongan pertama)
“Dan seorang, yang Allah berikan ilmu, tapi tidak Allah berikan harta, dia berkata Anda aku punya sesuatu (yaitu harta) seperti dia (yaitu kelompok pertama), niscaya aku akan berbuat seperti yang dia perbuat (yaitu berinfak di jalan kebenaran)” (perhatikan perkataan Rasulullah tentang 2 kelompok ini)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, maka mereka berdua mendapatkan pahala yang sama” (perhatikan yang selanjutnya)
“Dan seorang yang Allah berikan harta, namun tidak Allah berikan ilmu, dia menghabiskan hartanya dan dia keluarkan hartanya pada tempat yang bukan haknya” (yaitu dia gunakan untuk sesuatu yang haram)
“Dan seorang yang Allah tidak berikan harta dan tidak pula ilmu, dan dia mengatakan, seandainya punya harta seperti dia (yakni golonga yang ketiga, punya harta tapi tak punya ilmu), niscaya aku akan berbuat seperti orang itu” (yaitu dia akan menyia-nyiakan harta dalam perbuatan haram seperti orang yang ke-3)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, maka mereka berdua mendapatkan dosa yang sama” (HR Ahmad)
Kemudian Syaikh mengatakan, “Subhanallah, seandainya orang-orang fakir dan mereka yang belum memiliki harta mengetahui hadits ini, niscaya mereka akan senang karena bisa mendapatkan pahala yang sama dengan mereka yang memiliki harta. Juga akan tumbuh semangat pada mereka untuk senantiasa berbuat baik”
“Dan orang yang kedua dan ketiga, yang mendapatkan dosa yang sama, apa yang membuat mereka demikian padahal kondisinya berbeda? Niatnya. Mereka sama-sama memiliki tekad untuk berbuat jahat, berbuat maksiat dan berbuat yang haram, maka mereka mendapatkan dosa yang sama”
Kemudian kami sempat bertanya, “Wahai Syaikh, apakah benar-benar sama, padahal yang satu melakukan, sedangkan yang satu tidak melakukan?”. Syaikh menjawab, “begitulah yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan”.
Kemudian Syaikh melanjutkan, “Maka sampaikan hadits ini kepada orang-orang utamanya orang-orang fakir dan tidak punya banyak harta agar mereka senang dan agar mereka senantiasa memiliki semangat berbuat baik sehingga mereka mendapatkan pahala yang sama dengan orang-orang yang punya harta”.
“Dan apabila engkau menyampaikannya, maka ‘man dalla ‘alasyai’in kafaa’ilihi’, ‘siapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan, maka dia seperti orang yang melakukan kebaikan tersebut’. Subhaanallah, betapa banyak pahala yang engkau dapatkan karena apabila mereka melakukannya, engkau pun akan dapatkan pahalanya. Subhaanallah, rahmat dan karunia Allah itu sangatlah besar dan sangat luas”
Dan Hadits Ini Langsung Terpraktekkan
Di akhir Syaikh berbicara (waktu itu sekitar pukul 12.30), tiba-tiba kami mendengar pengumuman bahwa pesawat yang rencananya akan membawa kami ke Pekanbaru pukul 13.00 diundur dan pesawat baru akan sampai di Jogja pukul 17.30 dan take-off ke Pekanbaru pukul 18.00. Dengan demikian perkiraan sampai di Pekanbaru pukul 20.00 dan perjalanan dari Bandara Pekanbaru ke tempat kajian Syaikh kira-kira 1,5 jam atau Syaikh akan tiba di Masjid tempat beliau mengisi (Islamic Center Bangkinang) kira-kira pukul 21.30, padahal dalam pengumuman beliau akan mengisi Ba’da Maghrib. Kami pun panik, sudah tidak konsen lagi mendengar penjelasan Syaikh tentang hadits ini.
Kami melihat Ustadz Muhammad Wujud yang juga mendampingi perjalanan tersebut, keluar dari lounge untuk konfirmasi ke loket. Tak berapa lama beliau menelepon kami dan meminta kami untuk ke loket, kami pun meminta izin kepada Syaikh. Di loket, ternyata masalahnya adalah cuaca buruk di Pekanbaru dan pesawat harus diganti, sehingga tidak ada jalan lain kecuali hanya itu, berangkat pukul 18.00.
Akhirnya bersama 2 ikhwan Pekanbaru tersebut, kami mencoba mencari alternatif lain, yang penting Syaikh bisa hadir di Masjid untuk mengisi kajian di sana, walaupun kajian diundur Ba’da Isya. Akhirnya, Syaikh, putra beliau Yahya, dan Ustadz Muhammad Wujud berangkat lebih dulu dengan menggunakan maskapai Garuda yang akan take off pukul 2 siang dan akan sampai di Pekanbaru pukul 17.40. Alhamdulillah kami lega. Kami sendiri, Ustadz Sigit Abu Hatim (sahabat kami yang saat ini bekerja dengan Syaikh dan mendampingi beliau selama di Indonesia) serta 2 orang ikhwan Pekanbaru, tetap menunggu penerbangan kami pukul 18.00 (yang akhirnya baru take off pukul 19.00 dan sampai di Pekanbaru pukul 21.00).
Namun belakangan, kami mendapatkan informasi dari Ustadz Muhammad Wujud, bahwa harga tiket Garuda tersebut Rp 3.000.000,- (tiga jutarupiah) per orang, artinya total untuk penerbangan itu Rp 9.000.000,- (sembilan juta rupiah) padahal tiket pesawat sebelumnya hanya Rp 800.000,-. Yang membayar? Ikhwan dari Pekanbaru yang bertemu dengan kami itu. Subhaanallah, alhamdulillah kami bertemu mereka, sebab kami dan Ustadz Muhammad Wujud tidak membawa uang sebanyak itu.
Dan subhaanallah, hadits yang dibaca oleh Syaikh langsung tergambar dengan nyata, ada orang yang Allah beri harta dan ilmu, dia keluarkan hartanya di jalan Allah, untuk membantu dakwah demi tersebarnya ilmu. Kepada ikhwan tersebut kami ucapkan jazaakumullahu khairan, semoga Allah membalas dengan kebaikan yang banyak, dan semoga pula tercurah pahala setiap orang yang mengikuti kajian Syaikh di Bangkinang dan Pekanbaru (baik yang datang langsung maupun mendengarkan via radio dan media lain).
**nama kedua ikhwan ini tidak kami sebutkan, kalau ada yang tahu, minta tolong disampaikan ucapan terima kasih kami.
Baca juga: Hadits Tentang Niat
—
Penulis: Amrullah Akadhinta, ST.
Artikel Muslim.or.id
🔍 Ketenangan Hati, Hukum Ziarah Wali, Cara Sholat Sunat, Tuntunan Shalat Sunah
Artikel asli: https://muslim.or.id/13495-pentingnya-niat-dalam-beramal.html